Ilmuwan pernapasan Daniele Traini dan Pall Thorardson sedang melakukan penelitian yang berpotensi mengubah vaksin Covid menjadi bentuk semprotan hidung, yang mereka klaim dapat memiliki "implikasi besar" di seluruh dunia.
Teknologi semprotan hidung, yang disebut NanoCelle, akan mengurangi beban dokter dan kebutuhan jarum suntik di tengah peluncuran vaksin.
“Itu juga akan sangat membantu orang yang takut dengan jarum suntik, serta mengurangi limbah medis," kata Profesor Traini, seperti dikutip dari
Health Care Channel.
Duo Daniele Traini dan Pall Thorardson telah menerima hibah 100.000 dolar AS dari pemerintah New South Wales untuk bekerja dengan perusahaan biotek Medlab yang berbasis di Sydney. Mereka akan bekerja dalam kemitraan dengan University of NSW dan Macquarie University.
Vaksin ini, jika diubah menjadi semprotan hidung, tidak lagi harus diawetkan dalam pendingin. Dengan begitu, kemungkinan rusak dalam perjalanan menuju ke wilayah terpencil Australia sangat kecil begitu juga untuk negara-negara Dunia Ketiga, menurut Traini.
Vaksin lain, termasuk flu musiman, sudah diberikan melalui semprotan hidung. Lainnya, seperti polio dan rotavirus, diberikan sebagai tetes oral.
“Jika penelitian ini berhasil, mungkin akan memungkinkan vaksin mRNA lain dikirim melalui semprotan hidung, dan itu akan membawa sejumlah manfaat,†kata Traini.
CEO Medlab Dr Sean Hall menyambut gembira penemuan ini. "Kami sangat senang menjadi bagian dari ini dan menyambut peluang komersial potensial di masa depan," ujarnya.
Secara nasional 93,8 persen warga Australia berusia 16 tahun ke atas telah mendapatkan dosis kedua, sementara 9.371.322 orang di atas usia 16 tahun telah menerima lebih dari dua dosis.
BERITA TERKAIT: