Begitu tudingan yang dilontarkan oleh Presiden Serbia Aleksandar Vucic pada awal pekan ini.
Sebenarnya, ini bukan tudingan pertama yang muncul. Sebelumnya, Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic telah terlebih dulu melontarkan tudingan serupa, namun dibantah oleh LSM-LSM tersebut.
Pasca bantahan itu muncul, Vucic menyangkal bantahan itu dan menjelaskan bahwa di balik protes lingkungan yang terjadi, ada agenda tersembunyi untuk menggulingkan pemerintahan.
“Yayasan asing itu membantu menggulingkan pemerintah di Serbia,†katanya dalam sebuah wawancara dengan media lokal.
“Protes ini tidak ada hubungannya dengan lingkungan," sambungnya, seperti dimuat
Russia Today.
Aksi protes lingkungan terhadap tambang terjadi sejak November lalu. Para pengunjuk rasa dari sejumlah LSM turun ke jalan dan melakukan aksi protes dengan menutup jalan raya utama dan memberikan tekanan pada pemerintah.
Akibat protes lingkungan itu, Beograd pun terpaksa untuk membatalkan proyek pertambangan yang ambisius.
Tidak lama setelah pembatalan proyek, Brnabic menuding bahwa para pengunjuk rasa memperoleh uang untuk kegiatan mereka dari penyandang dana asing.
Sebagian besar dana, katanya, berasal dari Amerika Serikat, Inggris, Jrman, dan Austria melalui organisasi nirlaba seperti Rockefeller Foundation, USAID, Westminster Foundation for Democracy, British Council, dan Heinrich Böll Foundation.
BERITA TERKAIT: