Begitu peringatan yang dikeluarkan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dalam laporan
World Employment and Social Outlook untuk tahun 2022 yang dirilis Senin (17/1).
Badan PBB itu memperkirakan, gangguan pasar kerja global akan berlanjut hingga 2023 ketika masih akan ada sekitar 27 juta lebih sedikit pekerjaan.
Hal itu menunjukkan bahwa pemulihan pada aspek ini akan lambat dan mengalami ketidakpastian.
"Prospek pasar tenaga kerja global telah memburuk sejak proyeksi terakhir ILO, kembalinya kinerja pra-pandemi kemungkinan akan tetap sulit dipahami di sebagian besar dunia selama tahun-tahun mendatang," begitu kutipan laporan tersebut.
Sementara itu, Direktur Jenderal Guy Ryder dalam pernyataan terpisah menjelaskan bahwa ada banyak faktor di balik revisi laporan ILO.
"(Faktor) yang utama adalah pandemi yang berkelanjutan dan variannya, terutama Omicron," jelasnya, seperti dimuat
Channel News Asia.
Secara keseluruhan, sekitar 207 juta orang diperkirakan menganggur pada tahun 2022.
Namun, laporan tersebut mengatakan bahwa dampaknya akan jauh lebih besar karena banyak orang telah meninggalkan angkatan kerja dan belum kembali.
BERITA TERKAIT: