Begitu yang disampaikan oleh utusan khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad, ketika pesawat terakhir AS meninggalkan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul pada Selasa (31/8) pukul 3.29 dini hari waktu setempat.
"Perang kita di Afghanistan telah berakhir. Prajurit, pelaut, marinir, dan penerbang kami yang pemberani melayani dengan perbedaan dan pengorbanan sampai akhir," kata Khalilzad lewat akun Twitter-nya.
Ia mengatakan, dengan kepergian militer AS dan para sekutu, rakyat Afghanistan menghadapi momen untuk memutuskan dan mencari peluang bagi negara mereka seniri.
"Masa depan negara mereka ada di tangan mereka. Mereka akan memilih jalan mereka dalam kedaulatan penuh. Ini adalah kesempatan untuk mengakhiri perang mereka juga," lanjutnya.
Khalilzad mengatakan, situasi ini juga menjadi ujian bagi Taliban untuk membuktikan diri memimpin Afghanistan.
"Taliban sekarang menghadapi ujian. Bisakah mereka memimpin negara mereka menuju masa depan yang aman dan sejahtera di mana semua warganya, pria dan wanita, memiliki kesempatan untuk mencapai potensi mereka? Bisakah Afghanistan menghadirkan keindahan dan kekuatan budaya, sejarah, dan tradisinya yang beragam kepada dunia?" ujarnya.
Mengutip seorang penyair terkenal asal Afghanistan, Jalaluddin Ar-Rumi, Khalilzad menghadapkan masa depan yang sejahtera bagi warga Afghanistan, dengan lahirnya perdamaian dan stabilitas.
"Rumi, seorang putra Afghanistan yang terkenal, berkata, 'Ini jalanmu, dan milikmu sendiri. Orang lain mungkin berjalan denganmu, tetapi tidak ada yang bisa berjalan untukmu.' Afghanistan & Amerika masing-masing akan melanjutkan jalan kita sendiri, tetapi berdampingan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: