Berbicara di Budapest pada Senin (23/8), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memohon kepada negara-negara maju untuk menggunakan dosis vaksin mereka pada kelompok rentan di negara-negara miskin, alih-alih untuk booster.
"Ketidakadilan vaksin dan nasionalisme vakin memungkinkan varian baru Covid-19 muncul, menyebabkan lebih banyak kematian dan memperpanjang pandemi untuk seluruh planet," kata Tedros memperingatkan, seperti dikutip
Sputnik.
Tedros mengatakan, saat ini masih banyak petugas kesehatan, lansia, dan kelompok rentan lainnya di negara-negara miskin yang bahkan belum menerima satu dosis vaksin Covid-19.
"Itulah mengapa saya menyerukan moratorium global untuk vaksin booster hingga setidaknya akhir September, untuk memungkinkan negara-negara paling tertinggal mengejar ketertinggalan mereka," lanjutnya.
Ia menambahkanm, semakin lama ketidaksetaraan vaksin berlanjut, semakin banyak peluang virus untuk menyebar dan berkembang menjadi varian yang lebih berbahaya. Bahkan vaksin yang tersedia saat ini berpotensi tidak ampuh.
Lebih lanjut ia mencatat, 4,8 miliar dosis vaksin yang diberikan secara global, 75 persen telah digunakan oleh hanya 10 negara. Hampir setengah dari dosis itu telah digunakan di China.
Target WHO sendiri adalah agar setiap negara memiliki setidaknya 10 persen populasinya divaksinasi pada akhir bulan depan dan mencapai 40 persen sebelum tahun berakhir, dengan tujuan lebih lanjut 70 persen populasi dunia pada pertengahan 2022.
Sejauh ini, menurut Tedros, sudah ada lebih dari setengah negara di dunia yang mencapai tujuan 10 persen populasi divaksinasi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: