Weerawat bekerja di Israel sejak 2018 lalu. Ketika itu, tujuannya bekerja hanya satu: mencari uang untuk membangun rumah bagi istri dan kedua anaknya.
Saat ini, rumah yang dicita-citakan itu telah selesai di bangun dengan uang yang dia kirimkan kepada istrinya di distrik Khao Khor. Rumah besar telah tercipta hasil dari keringatnya, tetapi pekerja berusia 43 tahun itu tidak akan pernah tinggal di dalamnya.
"Rumah itu benar-benar selesai dan suami saya tidak pernah sempat melihatnya," kata istrinya, Ruenrat Saelee, seperti dikutip dari Bangkok Post, Rabu (19/5).
Weerawat adalah salah satu dari dua pekerja Thailand yang tewas dalam serangan roket Palestina di sebuah perusahaan pengemasan hasil pertanian Israel di perbatasan Gaza pada Selasa (18/5).
Dia biasanya menelepon istrinya dua kali sehari, saat istirahat siang dan sekitar jam 8 malam.
Namun, pada Selasa (18/5) teleponnya tidak berdering. Istrinya lalu meneleponnya berulang kali, tetapi tidak ada jawaban. Tak lama seorang teman suaminya mengabarkan bahwa sebuah roket telah mendarat di kamp, tepat di kamar suaminya.
"Saya terkejut dan saya masih bingung. Saya benar-benar tidak tahu harus berbuat apa," kisah Ruenrat.
Rumah itu kini hanya ditempati oleh dia dan kedua putrinya, dengan penghasilan satu-satunya didapat dari berjualan bakso bakar. Dia kemudian akan menerima sejumlah kompensasi finansial dari Dana Jaminan Sosial setelah kematian suaminya.
Namun, saat ini, yang dia inginkan hanyalah bisa menyabut jenazah suaminya di rumah lalu melakukan upacara keagamaan.
BERITA TERKAIT: