Angin dengan kecepatan 170 km/jam merobek atap rumah dan menghancurkan banyak bangunan pada Minggu malam (11/4).
Menurut para pejabat, sekitar 70 persen bangunan di kota pesisir Kalbarri rusak, seperti dikutip dari
Al Jazeera.
Di media sosial, berbagai foto menunjukkan kabel listrik jatuh, puing-puing rumah berserakan.
Otoritas negara bagian Australia Barat membuka tiga pusat evakuasi bagi penduduk yang mengungsi.
Seorang warga di Kalbarri, Ella Curic, menyebut kota itu telah diratakan oleh badai. Curic mengatakan, ia dan keluarganya sedang duduk di meja ruang makan saat makan malam ketika atap tetangga masuk melalui jendela.
“Gelasnya pecah, semuanya terjadi dengan sangat cepat, jadi kami mengambil anak-anak dan pergi ke binatu,†kata Curic.
Wilayah tersebut diketahui jarang dihantam oleh badai tropis sehingga banyak bangunan dan rumah yang tidak dibangun untuk menahan badai.
Bahkan Komisaris Layanan Darurat Australia Barat, Darren Klemm mengatakan daerah itu tidak pernah mendapatkan topan setidaknya dalam 40 tahun terakhir.
“Ini adalah peristiwa cuaca langka bagi orang-orang di bagian selatan dan timur Australia Barat,†ujar badan meteologi.
BERITA TERKAIT: