Pernyataan tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan pada Selasa (9/3) waktu setempat. Selain menyatakan keprihatinannya, mereka juga meminta agar semua serangan dihentikan segera.
Dalam pernyataannya, Turki menyoroti serangan rudal balistik dan pesawat tak berawak yang dilakukan milisi Houthi pada 7 Maret lalu, di fasilitas Saudi Aramco dan peternakan tangki minyak di Pelabuhan Ras Tanura, salah satu kunci pelabuhan pengiriman minyak terbesar di dunia, dan kota Dhahran.
"Turki juga menyampaikan harapan baik kepada Arab Saudi dan rakyatnya," tambah pernyataan itu, seperti dikutip dari
Anadolu Agency, Selasa (9/3).
Dalam sepekan terakhir, kelompok pemberontak Houthi di Yaman meningkatkan serangan terhadap kerajaan kaya minyak itu.
Pada hari Minggu (7/3) koalisi mengatakan telah menembak jatuh 12 drone jebakan dan dua rudal balistik yang ditembakkan oleh kelompok itu ke wilayah Saudi.
Gerakan pemberontak secara teratur mengumumkan serangan roket dan pesawat tak berawak di wilayah Saudi. Mereka mengatakan itu adalah reaksi terhadap serangan koalisi pimpinan Saudi di Yaman.
Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa.
BERITA TERKAIT: