Trump menyegel perjanjian tersebut dalam panggilan telepon dengan Raja Maroko Mohammed VI pada hari Kamis (10/12) waktu setempat.
"Terobosan sejarah lain hari ini! Dua sahabat besar kita, Israel dan Kerajaan Maroko telah menyetujui hubungan diplomatik penuh - sebuah terobosan besar untuk perdamaian di Timur Tengah!" Cuit Trump, seperti dikutip dari
AFP, Kamis (10/12).
Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Presiden AS Donald Trump mengubah kebijakan AS yang telah berlangsung lama dan mengakui klaim Maroko atas wilayah Sahara Barat yang disengketakan.
Keputusan Maroko untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, disambut suka cita oleh Mesir dan UEA.
"Langkah ini, langkah berdaulat, berkontribusi untuk memperkuat pencarian bersama kami untuk stabilitas, kemakmuran, dan perdamaian yang adil dan abadi di kawasan ini," tulis putra mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, di Twitter.
Normalisasi antara Maroko dan Israel bisa jadi kesepakatan yang terakhir yang ditengahi tim yang dipimpin Jared Kushner dan utusan AS Avi Berkowitz di bawah kendali Trump, sebelum kekuasaan berpindah tangan pada Joe Biden Januari mendatang.
Kushner mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers, Arab Saudi pada akhirnya akan mencapai kesepakatan serupa dengan Israel.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Maroko akan menjalin hubungan diplomatik penuh dan melanjutkan kontak resmi dengan Israel, memberikan penerbangan di atas wilayahnya dan juga penerbangan langsung ke dan dari Israel untuk semua orang Israel.
"Mereka akan segera membuka kembali kantor penghubung mereka di Rabat dan Tel Aviv dengan maksud untuk membuka kedutaan besar. Dan mereka akan mempromosikan kerjasama ekonomi antara perusahaan Israel dan Maroko," kata Kushner kepada Reuters.
Di Rabat, pengadilan kerajaan Maroko mengatakan Washington akan membuka konsulat di Sahara Barat sebagai bagian dari kesepakatan Maroko dengan Israel.
Seorang perwakilan dari gerakan Polisario mengatakan sangat menyesalkan perubahan kebijakan AS, yang disebutnya 'aneh tapi tidak mengejutkan'.
"Ini tidak akan mengubah satu inci pun dari realitas konflik dan hak rakyat Sahara Barat untuk menentukan nasib sendiri," kata perwakilan Polisario untuk Eropa, Oubi Bchraya.
Berita normalisasi itu tersiar saat orang Yahudi menandai malam pertama Festival Hanukkah.
BERITA TERKAIT: