Trump, pada Senin (23/11) waktu setempat, mengatakan bahwa dia tidak lagi menentang bantuan pemerintah untuk tim transisi Joe Biden, sebuah sinyal yang menunjukkan bahwa akhirnya dia akan mengakui kekalahannya dalam pemilihan AS.
Cuitan Trump yang menyebut bahwa Administrasi Layanan Umum harus melakukan apa yang perlu dilakukan, muncul setelah kepala badan tersebut, Emily Murphy, mengatakan dia akan melepaskan bantuan yang telah lama tertunda.
"Demi kepentingan terbaik Negara kita, saya merekomendasikan agar Emily dan timnya melakukan apa yang perlu dilakukan berkenaan dengan protokol awal, dan telah memberi tahu tim saya untuk melakukan hal yang sama," cuit Trump, dalam cuitan terbarunya, Senin (23/11) atau Selasa (24/11) waktu Indonesia.
Trump telah menghabiskan tiga minggu terakhir sejak pemilu 3 November dengan mengklaim tanpa bukti bahwa kemenangan meyakinkan Biden adalah hasil dari kecurangan.
Murphy, yang menyangkal bertindak di bawah tekanan politik, hingga kini menolak untuk merilis paket bantuan standar yang dikelola lembaganya kepada tim Biden yang baru datang.
Tim Biden menyambut baik keputusan tersebut. Dalam sebuah pernyataan, tim Biden mengungkapkan itu akan memberikan sumber daya dan dukungan yang diperlukan oleh pemerintahan yang akan datang untuk melaksanakan transfer kekuasaan yang lancar dan damai.
"Keputusan hari ini adalah langkah yang diperlukan untuk mulai menangani tantangan yang dihadapi bangsa kita. Termasuk mengendalikan pandemi dan ekonomi kita ke jalurnya" ungkap pernyataan tersebut, seperti dikutip dari
AFP, Selasa (24/11).
"Keputusan akhir ini merupakan tindakan administratif definitif untuk secara resmi memulai proses transisi dengan badan-badan federal," lanjut pernyataan itu.
Keputusan tersebut akan membebaskan jutaan dolar dalam pembiayaan untuk mendukung transisi, serta secara resmi memungkinkan Biden untuk berkoordinasi dengan pejabat pemerintah saat ini.
Murphy, yang telah menghadapi kritik keras atas penolakan yang dia ungkap sebelumnya, mengatakan dalam suratnya kepada Biden, yang diperoleh oleh berbagai outlet berita AS bahwa keputusannya tidak dipengaruhi oleh tekanan manapun.
"Bertentangan dengan laporan media dan sindiran, keputusan saya tidak dibuat karena ketakutan atau favoritisme," ungkapnya.
Langkah GSA-nya biasanya merupakan langkah rutin setelah pemilihan presiden AS, tetapi upaya Trump yang terus-menerus untuk membatalkan hasil pemungutan suara dan penolakan untuk menyerah telah mempersulit prosesnya.
BERITA TERKAIT: