Petronin adalah sandera Prancis terakhir di dunia, menurut rencana dia akan tiba di Prancis pada Jumat (9/10) waktu setempat dan akan langsung disambut oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Petronin dibebaskan pada Kamis (8/10) setelah ditawan oleh para jihadis di Mali selama hampir empat tahun. Mali mengumumkan pembebasan wanita berusia 75 tahun itu bersama politisi Mali Soumaïla Cisse pada hari Kamis, bersama dua warga negara Italia.
Atas pembebasannya Macron mengatakan bahwa dirinya merasa sangat lega dan lewat tweetnya pada hari Jumat dia mengatakan akan menyambutnya kembali ke Prancis.
Rekaman yang dibagikan di media sosial menunjukkan Petronin yang lemah berjubah putih turun dari pesawat, yang disambut salam emosional dari putranya, Sebastian Chadaud-Petronin di Bamako.
Tak lama setelah menyapa putranya, Petronin berbicara kepada wartawan.
"Jauh di lubuk hati, saya yakin bahwa saya akan kembali. Bahwa aku tidak akan mati di antaranya. Dan saya berkata pada diri sendiri, jangan terlalu mementingkan kematian. Karena Anda tidak tahu di mana, kapan, atau bagaimana itu akan terjadi," katanya seperti dikutip dari AFP, Jumat (9/10).
"Jadi saya berkata pada diri sendiri 'Itu tidak masalah. Silakan, tetap kuat, bertahan," lanjutnya.
"Otoritas Mali sangat baik. Semuanya terjadi dengan tenang, dengan senyuman. Itu benar-benar level tinggi," ungkapnya.
Saat diculik Petronin diketahui tengah menderita kanker dan malaria. Ia terakhir terlihat lelah dan kurus dalam sebuah video yang dirilis oleh para penculiknya pada Juni 2018 di mana dia berbicara kepada putranya dan meminta bantuan Macron.
Sementara itu Cisse, calon presiden tiga kali dan mantan pemimpin oposisi, juga dipeluk oleh orang-orang terkasih dan disambut sorak-sorai orang banyak dalam perjalanan pulang.
"Itu adalah periode yang sulit, tetapi sudah diatasi," kata pria berusia 70 tahun itu kepada AFP.
Berita tentang pembebasan sandera pada hari Kamis muncul setelah pemerintah membebaskan lebih dari 100 tahanan selama akhir pekan, yang memicu spekulasi pertukaran tahanan untuk Petronin dan Cisse.
Dalam perkembangan yang tidak terduga, kantor perdana menteri juga mengumumkan pada Kamis bahwa dua warga negara Italia, Nicola Chiacchio dan Pier Luigi Maccalli, telah dibebaskan.
Tidak jelas apakah keduanya juga tiba di Bamako dengan penerbangan yang sama.
Petronin diculik oleh pria bersenjata pada 24 Desember 2016, di kota utara Gao, tempat dia bekerja untuk amal anak-anak.
Sementara Cisse, mantan pemimpin oposisi dan calon presiden tiga kali, diculik pada 25 Maret saat berkampanye di wilayah asalnya Niafounke, Mali tengah, menjelang pemilihan parlemen.
Dua orang warga Italia yang jadi korban penculikan lainnya yakni Maccalli, seorang pendeta, diculik di negara tetangga Niger pada tahun 2018, dan Chiacchio hilang di Mali utara tahun lalu saat melakukan perjalanan sepeda sendirian, menurut media Italia.
BERITA TERKAIT: