Serbia Curhat Soal Permasalahan Kosovo, Rusia Pun Berjanji Akan Fokus Carikan Jalan Keluar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 25 Juni 2020, 07:25 WIB
Serbia Curhat Soal Permasalahan Kosovo, Rusia Pun Berjanji Akan Fokus Carikan Jalan Keluar
Serbia seringkali melakukan pertemuan dengan Rusia, Ini adalah pertemuan Vucic dengan Putin di tahun lalu/Net
rmol news logo Para pemimpin Rusia dan Serbia membahas masalah Kosovo serta ide-ide penyelesaiannya, sehari sebelum Rusia menyelenggarakan  Parade Kemenangannya. Dalam pembicaraan itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan akan segera melakukan kunjungan ke Beograd, Serbia, pada Oktober mendatang.

Pertemuan itu melanjutkan apa yang sudah disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov saat berkunjung ke Beograd pada minggu lalu terkait Kosovo. Kunjungan Lavrov itulah yang membuat Putin merasa harus lebih fokus lagi untuk mencari solusi bersama terkait masalah Kosovo, dikutip dari Tass, Rabu (24/6).  

Setelah pembicaraan dengan Putin, Presiden Republik Serbia Aleksandar Vucic menulis dalam akun Twitternya:

"Sangat penting bagi saya untuk mendengar posisi dan analisis Presiden Putin, kami melakukan pertemuan yang tulus dan baik. Kami berbicara tentang semua masalah utama, bagaimana situasi di Kosovo dan Metohija, kawasan, serta dunia dan kerja sama ekonomi. Saya berterima kasih kepada Presiden Putin untuk keramahtamahannya yang hangat," kata Vucic.

Serbia tak bisa bergabung dengan Uni Eropa jika belum menyelesaikan hubungannya dengan Kosovo, sebuah provinsi di Serbia yang mendeklarasikan kemerdekaannya sendiri pada 2008, tetapi sampai saat ini pemerintahan Serbia tidak mengakui kemerdekaan Kosovo.

Pada November 2018 Kosovo mengenakan tarif impor 100 persen untuk barang-barang Serbia.

Persoalan kemudian menjadi berlarut-larut dan perpecahan semakin memanas.

Pada 6 Juni, Kosovo menghapus semua hambatan perdagangan, membuka jalan bagi dimulainya kembali perundingan dengan Serbia. Tapi Kosovo tetap bersikeras ingin pengakuan penuh atas kemerdekaannya oleh Serbia.

"Kami memasuki pembicaraan ini dengan itikad baik," kata Vucic, dikutip dari Euractiv, Selasa (23/6).

Pihak berwenang di Pristina menentang keterlibatan Miroslav Lajcak (utusan Uni Eropa), karena negara asal Lajcak, Slovakia, termasuk yang tidak mengakui kemerdekaan Kosovo.

Kosovo lebih  suka melihat Amerika Serikat sebagai mediator utama.
Kosovo diakui oleh lebih dari 110 negara termasuk Amerika Serikat, tetapi tidak oleh Serbia dan sekutunya, Rusia dan China, yang telah menghalangi Kovoso untuk bergabung dengan organisasi internasional termasuk PBB.

Rencananya, masalah Kosovo akan dirundingkan bersama pada pekan depan di Gedung Putih. Presiden Serbia Aleksandar Vucic dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Kosovo Hashim Thaci, yang saat ini sedang digempur tuduhan kejahatan perang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA