Dikatakan oleh Sekretaris Jenderal ASEAN, Lim Jock Hoi, dalam hal peningkatan kapasitas kesehatan publik dan pengembangan vaksin, kerja sama dengan Rusia merupakan pilar yang penting.
Hal tersebut Lim sampaikan dalam Pertemuan Khusus Menteri Luar Negeri ASEAN-Rusia mengenai Covid-19 pada Rabu (17/6).
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Situation Report No. 148 pada 16 Juni, Rusia memiliki 545.458 kasus Covid-19, tertinggi ketiga setelah Amerika Serikat (AS) dan Brasil.
Meski begitu, lebih dari 300 ribu pasien Covid-19 di Rusia sudah dinyatakan sembuh dan tingkat fatalitas di sana cukup rendah, yaitu 1,32 persen.
Dalam laporan WHO yang sama, ASEAN sendiri saat ini memiliki 120.151 kasus Covid-19.
Berbicara kepada wartawan secara virtual usai melakukan pertemuan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pandemik Covid-19 harus menjadi momentum bagi ASEAN dan Rusia untuk membangun kerja sama yang lebih kuat. Salah satunya dalam hal memperkuat kapasitas sistem kesehatan publik dan vaksin.
"Indonesia mengusulkan kerja sama tiga isu strategis. Pertama, pengembangan dan pengadaan vaksin," ujar Retno.
Retno menjelaskan, Rusia memiliki teknologi yang baik. Buktinya, 9 dari 130 kandidat vaksin Covid-19 berasal dari Rusia. Avifavir dan Levilimab dari Rusia juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan sebagai obat yang dapat menyembuhkan Covid-19
"Kedua, mendorong kerja sama kesehatan melalui berbagai mekanisme yang ada di ASEAN," ucap Retno.
"Indonesia mendorong Rusia menjadi aktor terdepan dalam meningkatkan tata kelola kesehatan publik di kawasan untuk mencegah krisis dan pandemik di masa yang akan datang," paparnya.
Dan terakhir terkait dengan kolaborasi pemulihan ekonomi pasca-pandemik. Di mana ASEAN diarahkan untuk bekerja sama dengan Eurasian Economic Commision (EEC).
BERITA TERKAIT: