Kritik Rencana Penarikan Pasukan AS, Menhan Jerman: Keamanan Bukan Komoditas

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 17 Juni 2020, 08:42 WIB
Kritik Rencana Penarikan Pasukan AS, Menhan Jerman: Keamanan Bukan Komoditas
Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer/Net
rmol news logo Jerman mengkritik keputusan Presiden Donald Trump yang akan menarik ribuan pasukan AS karena dianggap tidak memenuhi komitmen kontribusi terhadap NATO.

Dikatakan oleh Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer dalam diskusi di Konrad Adenauer Stiftung, Berlin, pada Selasa (16/6), keamanan bukanlah komoditas untuk diperdagangkan.

"NATO bukanlah organisasi perdagangan, dan keamanan bukan komoditas," ujar Kramp-Karrenbauer seperti dikutip dari Reuters.

"NATO didirikan di atas solidaritas, kepercayaan. Dan itu didasarkan pada nilai-nilai serta kepentingan bersama," sambungnya.

Sehari sebelumnya, Senin (15/6), Trump memberikan konfirmasi resmi pertama atas rencana pemangkasan pasukan AS di Jerman. Ia menuding Jerman telah lalai dalam kontribusi terhadap NATO, sehingga ia bersumpah akan tetap menarik pasukannya kecuali Berlin "berubah arah".

Sesuai dengan kesepakatan NATO pada 2014, sebanyak 30 negara anggota harus menghabiskan minimal dua persen dari PDB-nya untuk pertahanan. Kendati begitu, tidak semua anggota melakukan hal tersebut, temasuk Jerman.

Sementara itu, berdasarkan rencana Trump, pihaknya akan menarik sekitar 9.500 tentara dari Jerman agar sisanya menjadi 25.000.

Banyak pihak mengatakan penarikan tersebut merupakan hadiah bagi Rusia. Pasalnya, tentara AS sendiri berada di Jerman sebagai pertahanan untuk melindungi anggota NATO dari serangan Rusia.

Namun, menurut seorang pejabat senior, 9.500 tentara tersebut akan disebarkan kembali ke negara-negara sekutu, termasuk Polandia yang secara geografis lebih dekat dengan Rusia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA