Penyelidikan Kasus Kejahatan Jeffrey Epstein Masuki Babak Baru, AS Minta Izin Inggris untuk Interogasi Pangeran Andrew

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 09 Juni 2020, 07:25 WIB
Penyelidikan Kasus Kejahatan Jeffrey Epstein Masuki Babak Baru, AS Minta Izin Inggris untuk Interogasi Pangeran Andrew
Pangeran Andrew Andrew meninggalkan gereja St. Mary the Virgin di Hillington, dekat kawasan kerajaan Sandringham, di Norfolk, Inggris 19 Januari 2020/Net
rmol news logo Amerika melalui Departemen Kehakiman AS dikabarkan telah meminta Kerajaan Inggris untuk mewawancara Pangeran Andrew sebagai bagian dari penyelidikannya terhadap Jeffrey Epstein, seorang narapidana kasus kejahatan seksual yang tewas di penjara pada Agustus tahun lalu.

Penyelidik AS ingin meminta keterangan putra kedua Ratu Elizabeth itu tentang persahabatannya dengan Epstein. Epstein sendiri dipenjara dengan tuduhan perdagangan anak di bawah umur.

Departemen Kehakiman AS telah mengajukan permohonan 'bantuan hukum timbal balik' (mutual legal assistance treaty/MLAT), kepada otoritas Inggris, mengutip surat Kabar Inggris The Sun, Senin (8/6).
 
MLA dapat digunakan dalam penyelidikan kriminal untuk mengumpulkan materi dari negara-negara lain yang tidak dapat dengan mudah diperoleh atas dasar kerja sama polisi.

Seorang juru bicara Departemen Kehakiman menolak berkomentar. Istana Buckingham pun menolak berkomentar. Setali tiga uang dengan kedua lembaga itu, Kantor Dalam Negeri Inggris (kementerian dalam negeri) mengatakan tidak mengomentari keberadaan permintaan MLAT tersebut.

Pangeran Andrew mengundurkan diri dari tugas publiknya akhir 2019 karena kontroversi seputar keterlibatannya dengan pakar keuangan Jeffrey Epstein.

Pada bulan Maret lalu, pengacara AS yang bermarkas di Manhattan, Geoffrey Berman, mengatakan bahwa meskipun kerajaan Inggris secara terbuka menyatakan dia akan bekerja sama dengan penyelidikan, sang pangeran telah menutup pintu kerja sama suka rela dengan mereka.

"Pangeran menutup pintu pada kerja sama sukarela dan kantor kami sedang mempertimbangkan pilihannya,” ungkapnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (8/6).

"Diskusi hukum dengan Departemen Kehakiman tunduk pada aturan kerahasiaan yang ketat, sebagaimana ditetapkan dalam pedoman mereka sendiri,” kata seorang sumber yang dekat dengan tim hukum pangeran itu dalam menanggapi laporan The Sun.

“Kami telah memilih untuk mematuhi baik surat dan semangat dari aturan-aturan ini, itulah sebabnya kami tidak membuat komentar tentang apapun yang terkait dengan Departemen Kehakiman selama tahun ini.”

Jika permintaan MLAT dikabulkan, jaksa penuntut AS dapat meminta Andrew untuk secara sukarela menghadiri wawancara untuk memberikan pernyataan atau bahkan berpotensi memaksanya untuk menghadiri pengadilan untuk memberikan bukti di bawah sumpah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA