Media pemerintah Iran mengabarkan pada Senin (23/12) bahwa negara tersebut telah menghidupkan sirkuit sekunder di Arak yang merupakan sebuah pabrik penghasil air berat yang digunakan sebagai moderator untuk memperlambat reaksi dalam inti reaktor nuklir.
"Hari ini, kami memulai bagian penting dari reaktor," kata kepala badan atom Iran, Ali Akbar Salehi, dalam pernyataan yang disiarkan langsung di TV pemerintah.
"Reaktor akan siap untuk tes awal pada tahun kalender Iran yang akan dimulai pada Maret 2021," tambahnya seperti dimuat ulang
Al Jazaeera (Selasa, 24/12).
Langkah ini tidak melanggar pembatasan internasional atas kerja nuklirnya, namun menunjukkan bahwa pihaknya sedang mengembangkan sektor ini dalam menghadapi tekanan Amerika Serikat.
Diketahui bahwa Iran mengaktifkan kembali sebagian program nuklirnya sebagai protes atas penarikan Amerika Serikat tahun lalu dari kesepakatan internasional 2015 yang dimaksudkan untuk membatasi kemampuannya mengembangkan bom nuklir.
Saat ini, negara-negara yang tersisa dalam perjanjian dengan Iran tersebut adalah Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia.
Diketahui bahwa Iran setuju untuk menutup reaktornya di Arak di bawah perjanjian 2015 lalu. Namun, Iran diizinkan untuk memproduksi air berat dalam jumlah terbatas dan Iran telah berupaya mendesain ulang reaktor tersebut.
Pemerintah Iran sendiri menegaskan akan membuat isotop untuk keperluan medis dan pertanian di negara tersebut.
BERITA TERKAIT: