Begitu laporan terbaru hasil penyelidikan Badan Penegakan Narkoba AS (DEA) yang diumumkan pada Senin (4/11).
DEA mengatakan bahwa 27 persen dari sampel pil palsu yang diuji di Amerika Serikat selama tiga bulan pertama tahun ini mengandung dosis fentanyl yang berpotensi mematikan.
DEA tidak merinci pil apa yang sedang dipalsukan, tetapi foto-foto dari apa yang dikatakannya disita menunjukkan sebagian besar tablet biru dicap dengan huruf "M" di satu sisi, dan berisi nomor "30" di sisi lain, mirip dengan sebuah merek opioid oksikodon hidroklorida.
"Memanfaatkan epidemi opioid dan penyalahgunaan obat resep di Amerika Serikat, organisasi perdagangan narkoba sekarang mengirimkan pil palsu yang dibuat dengan fentanyl dalam jumlah besar ke Amerika Serikat untuk didistribusikan," kata penjabat DEA Uttam Dhillon dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat
Reuters.
Dhillon menambahkan bahwa pil yang mengandung heroin dan fentanyl-laced fentanyl menyebabkan ribuan kematian setiap tahun di Amerika Serikat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.