Aksi pemukulan itu sendiri dilakukan oleh sekelompok pria bersenjatakan tongkat dengan wajah ditutupi masker, yang menyerang pengunjuk rasa anti-pemerintah di sebuah stasiun dan di sebuah kereta api. Aksi itu menyebabkan sedikitnya 45 orang terpaksa dirawat.
Pasca aksi pemukulan itu, polisi Hong Kong kebanjiran kritik karena dinilai terlalu lambat menanggapi kasus itu. Hal tersebut memicu tuduhan kolusi atau upaya polisi untuk menutup mata terhadap kejadian tersebut.
Menyusul hal itu, para aktivis telah merencanakan untuk mengadakan protes pada akhir pekan ini di kota pedesaan Yuen Long di mana serangan itu terjadi.
Namun polisi Hong Kong mengeluarkan surat keberatan pada Kamis (24/7) yang mengatakan bahwa mereka takut serangan balasan terjadi terhadap penduduk desa dari pengunjuk rasa.
Dalam surat itu, seperti dimuat
AFP, polisi mengatakan bahwa mereka memiliki alasan untuk percaya bahwa peserta aksi akan terlibat konflik fisik dengan penduduk desa dan menyebabkan bahaya bagi peserta aksi, penduduk desa dan anggota masyarakat lainnya.
BERITA TERKAIT: