Jurubicara Kementerian Kesehatan Uganda, Emmanuel Ainebyona, mengkonfirmasi langkah itu pada hari Kamis (12/6), selang beberapa jam setelah para pejabat menyatakan bahwa seorang wanita Kongo berusia 50 tahun telah menjadi pasien kedua yang meninggal akibat penyakit Ebola di Uganda.
Cucu lelakinya yang berusia lima tahun adalah korban kematian Ebola pertama yang dikonfirmasi di Uganda. Sementara itu, adik laki-lakinya yang berusia tiga tahun itu juga terinfeksi dan saat ini sedang menjalani perawatan.
Ketiga orang tersebut adalah bagian dari kelompok keluarga yang pergi ke Kongo untuk merawat kerabat, yang juga meninggal karena Ebola, sebelum kembali ke Uganda.
Infeksi tersebut menandai kasus lintas batas pertama yang dikonfirmasi dari virus ebola saat ini.
Di Kongo sendiri, lebih dari 2.000 kasus telah tercatat sejak dimulainya wabah pada bulan Agustus lalu.
Dikabarkan
Al Jazeera, komite pakar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan bersidang di kota Jenewa di Swiss pada hari Jumat (14/6) untuk mempertimbangkan apakah akan mengumumkan epidemi ini suatu keadaan darurat kesehatan global atau tidak.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: