Analis Politik Israel Mitchell Barak menyebutkan, wacana Netanyahu tersebut tidak lebih dari sekadar janji politik demi meraup suara dalam pemilihan nanti.
"Semua yang terjadi dalam pemilihan umum, akan tetap dalam pemilihan umum. Saya tidak berpikir ia (Netanyahu) memiliki niat yang nyata (soal aneksasi). Kita semua tidak tahu. Mustahil itu akan menjadi satu kebijakan," kata Barack, seperti dikutip dari
Al Jazeera, Senin (8/4).
"Jika (pemilih) merasa ia serius pada wacana ini, tentu mereka akan memilihnya. Tapi itu tidak lebih dari sekadar gimmick politik saat ini," imbuhnya.
Di sisi lain, wacana yang dilontarkan oleh Netanyahu akan tetap dianggap serius oleh banyak warga Palestina. Hal ini pula yang dipikirkan oleh Aida Touma-Suleiman, anggota Parlemen Israel (Knesset) dari Partai Arab, Haddash Ta'al.
Aida mencontohkan ketika Netanyahu menghadapi Pemilu tahun 2015 silam. Saat ini, kata Aida, Netanyahu berjanji tidak akan pernah mendirikan negara Palestina jika kembali terpilih.
Sejak saat itu, terang Aida, Netanyahu benar-benar melakukan apa yang ia janjikan, termasuk tidak berniat menjalankan solusi dua negara.
"Semua orang berpikir itu hanya janji politik. Tapi dalam empat tahun ini dia secara bertahap mewujudkan misi yang diungkapkannya. Menurut saya, ia akan benar-benar mencaplok permukiman (di Tepi Barat)," tutur Aida.
Aida menambahkan, ia berharap ada alternatif lain yang akan dipilih warga Israel dalam Pemilu nanti selain Netanyahu.
BERITA TERKAIT: