Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan bahwa semua staf kecuali staf darurat akan dipindahkan ke Baghdad.
Dia menekankan bahwa Amerika Serikat menganggap bahwa Iran bertanggung jawab atas segala kerugian bagi warga atau fasilitasnya.
Basra sendiri diketahui adalah wilayah berpenduduk dua juta orang. Wilayah ini telah menyaksikan protes-protes kekerasan dalam beberapa pekan terakhir.
Pompeo menuduh bahwa Iran gagal mencegah serangan roket baru-baru ini yang dia katakan diarahkan ke konsulat. Dia juga menekankan bahwa ada ancaman meningkat dan spesifik terhadap warga Amerika dan fasilitas Amerika Serikat di Irak.
Keputusan Amerika Serikat untk menutup konsulat datang di tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran, terutama setelah Presiden Donald Trump kembali mengenakan sanksi ekonomi ke Teheran menyusul penarikan Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir 2015.
Awal bulan ini, pengunjuk rasa di Basra melakukan aksi unjuk rasa terhadap pemerintah dan merusak bangunan politik, termasuk konsulat Iran dan markas pasukan paramiliter yang didukung Iran, setelah sejumlah orang tewas dalam bentrokan dengan polisi.
Protes di kota itu telah dipicu oleh meningkatnya kemarahan publik atas infrastruktur yang buruk, air yang terkontaminasi dan kurangnya pekerjaan di wilayah yang menghasilkan banyak kekayaan minyak Irak.
Mereka juga mengecam apa yang mereka anggap sebagai kontrol Iran terhadap urusan lokal.
[mel]
BERITA TERKAIT: