Pemimpin Partai Bhumjaithai itu meraih 311 suara, mengalahkan kandidat dari Partai Pheu Thai, Chaikasem Nitisiri, yang hanya memperoleh 152 suara dari total 490 suara yang masuk, sementara 27 anggota parlemen memilih abstain.
Sebelum pemilihan, Anutin telah memastikan dukungan 146 suara dari partainya dan koalisinya. Ia juga mendapat sokongan dari 143 anggota parlemen Partai Rakyat dengan syarat parlemen dibubarkan untuk memberi jalan bagi pemilu baru dalam empat bulan ke depan.
Setelah pemilihan, Anutin menyampaikan tekadnya untuk segera bekerja keras menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.
"Saya akan bekerja sekeras mungkin, setiap hari, tanpa libur, karena waktu kita tidak banyak. Kita harus segera mengatasi masalah," ujar Anutin di depan awak media, seperti dimuat
CNA.
Anutin, pewaris usaha konstruksi berusia 58 tahun, bukan wajah baru di kabinet. Ia pernah menjabat sebagai wakil perdana menteri, menteri dalam negeri, dan menteri kesehatan.
Namanya kian dikenal setelah melegalkan ganja pada 2022, sebuah kebijakan yang kini tengah direvisi agar lebih fokus pada kepentingan medis.
Namun rekam jejaknya tidak selalu mulus. Saat pandemi COVID-19, Anutin sempat menuai kritik keras karena menuding warga Barat sebagai penyebar virus, hingga akhirnya ia meminta maaf atas pernyataannya.
Kemenangan Anutin dipandang sebagai kemunduran besar bagi dinasti politik Shinawatra yang telah mendominasi kancah politik Thailand selama dua dekade terakhir.
Putri mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, Paetongtarn, bahkan baru saja diberhentikan dari jabatannya oleh Mahkamah Konstitusi pada Agustus lalu karena dinilai melanggar etika menteri.
Situasi ini semakin diperburuk dengan kepergian mendadak Thaksin ke Dubai sehari sebelum pemungutan suara, hanya beberapa hari menjelang putusan penting Mahkamah Agung mengenai kasus rawat inapnya yang kontroversial.
Dalam unggahan di media sosial X, Thaksin mengklaim dirinya terbang untuk pemeriksaan kesehatan di Singapura, namun harus mengalihkan perjalanan ke Dubai karena penutupan bandara.
Meski kalah telak dalam pemilihan perdana menteri, Partai Pheu Thai tetap menyatakan optimisme untuk kembali ke tampuk kekuasaan.
“Kami akan kembali untuk menyelesaikan pekerjaan demi seluruh rakyat Thailand,” tulis partai itu dalam pernyataan resminya.
BERITA TERKAIT: