Menurut dokumen pengadilan yang dipasang di Twitter oleh pemimpin partai Front Nasional tersebut, tes psikologi harus dilakukan sesegera mungkin untuk menentukan apakah Le Pen mampu memahami pernyataan dan menjawab pertanyaan.
Untuk diketahui bahwa Le Pen, yang kalah dalam pemilihan presiden dengan Emmanuel Macron dalam pemungutan suara tahun lalu, pernah berbagi cuitan pada bulan Desember 2015, beberapa minggu setelah anggota ISIS menewaskan 130 orang dalam serangan di Paris.
Menanggapi hal itu, seorang pengacara, Le Pen menyebut perintah pengadilan tertanggal 11 September tersebut tidak masuk akal.
Hal senada juga dituis Le Pen di akun Twitternya.
"Saya pikir saya telah mengalami segalanya, tetapi tidak! Karena mengecam kengerian Daesh, pengadilan telah memerintahkan saya untuk menjalani evaluasi psikiatri," tulis Le Pen di Twitter.
"Negara ini benar-benar mulai membuat saya takut," tambahnya seperti dimuat
Al Jazeera.
[mel]
BERITA TERKAIT: