Krisis Memburuk, Presiden Sudan Bubarkan Pemerintah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 10 September 2018, 14:28 WIB
Krisis Memburuk, Presiden Sudan Bubarkan Pemerintah
Omar al-BashirNet
rmol news logo Presiden Sudan Omar al-Bashir memutuskan untuk membubarkan pemerintah dan menunjuk perdana menteri baru akhir pekan kemarin. Langkah itu diambil sebagai bagian dalam gerakan yang bertujuan untuk memperbaiki ekonomi negara yang sedang sakit.

Presiden Bashi menunjuk Moataz Moussa yang telah melayani sebagai menteri sumber daya air, irigasi, dan listrik sebagai perdana menteri baru Sudan, menggantikan Bakri Hassan Saleh.

Saleh, yang menjabat sebagai perdana menteri dan wakil presiden, telah ditunjuk pada 2017. Meski diberhentikan sebagai perdana menteri, dia akan tetap menjalankan jabatannya sebagai wakil presiden.

Sebelumnya, pemerintahan Moussa memiliki 31 jabatan menteri, namun kini dibubarkan. Diperkirakan dia akan merampingkan kabinetnya dengan hanya membuat 21 kursi menteri. Langkah ini dimaksudkan untuk memotong pengeluaran.

Dalam beberapa bulan terakhir, krisis ekonomi di Sudan semakin buruk di mana banyak warga kekurangan roti, bahan bakar serta mata uang.

Dikabarkan Press TV, ekonomi Sudan dilaporkan mulai memburuk setelah Sudan Selatan memisahkan diri dari tahun 2011. Sudan Selatan mengambil tiga perempat dari output minyak asli negara dan sebagian besar mata uang asing.

Pencabutan sanksi perdagangan AS 20-tahun di Sudan tahun lalu diperkirakan akan meningkatkan ekonomi. Namun, situasi ekonomi memburuk karena pasar gelap untuk dolar AS pada dasarnya menggantikan sistem perbankan formal. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA