Krisis Rohingya, Aung San Suu Kyi Harusnya Mundur Dari Jabatan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Jumat, 31 Agustus 2018, 07:36 WIB
Krisis Rohingya, Aung San Suu Kyi Harusnya Mundur Dari Jabatan
Aung San Suu Kyi/Net
RMOL. Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi seharusnya mengundurkan diri dari jabtannya karena kasus kekerasan terhadap warga Rohingya di negaranya.

Begitu kata Kepala HAM PBB Zeid Ra'ad al Hussein. Dia mengatakan bahwa pemenang hadiah Nobel Perdamaian tersebut harusnya memperimbangkan untuk kembali ke tahanan rumah daripada memaafkan militer atas kasus kekerasan terhadap Rohingya.

Hussein mengatakan bahwa merujuk pada laporan PBB baru mengatakan militer Myanmar harus diselidiki untuk kasus genosida.

Myanmar telah menolak laporan itu dan menilainya sebagai laporan sepihak.

"Dia berada dalam posisi untuk melakukan sesuatu," kata Hussein seperti dimuat BBC.

"Dia bisa tetap diam, atau bahkan lebih baik, dia bisa mengundurkan diri," sambungnya,

"Tidak perlu baginya untuk menjadi juru bicara militer Burma. Dia tidak harus mengatakan ini adalah gunung es salah informasi. Ini adalah rekayasa," tegasnya.

Laporan PBB, yang diterbitkan awal pekan ini menyebut Suu Kyi gagal mencegah kekerasan.

"(Suu kyi harusnya mengatakan) terima kasih banyak, saya akan mengundurkan diri, saya akan kembali ke tahanan rumah, saya tidak bisa menjadi aksesori tambahan," sambungnya.

Suu Kyi diketahui menghabiskan sekitar 16 tahun di bawah tahanan rumah oleh pemerintah militer antara tahun 1989 dan 2010. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA