Dalam sebuah pernyataan, militer Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (29/8) bahwa serangan udara di gurun barat itu menargetkan satu daerah yang digunakan sebagai tempat perlindungan dan titik peluncuran untuk melakukan aksi-aksi bermusuhan.
Tidak jelas kapan operasi itu berlangsung. Namun, operasi itu dilakukan sebagai bagian dari kampanye untuk membasmi gerilyawan di tengah gelombang kekerasan yang terjadi pada Februari lalu.
Dimuat
Press TV, kampanye itu diperintahkan oleh Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi setelah serangan terhadap sebuah masjid pada November 2017, ketika ratusan jamaah meninggal.
Semenanjung Sinai diketahui telah berada dalam keadaan darurat sejak Oktober 2014, setelah serangan teroris mematikan yang menewaskan 33 tentara Mesir.
Selama beberapa tahun terakhir, teroris telah melakukan kegiatan anti-pemerintah dan serangan fatal, mengambil keuntungan dari gejolak di Mesir yang meletus setelah presiden pertama negara yang terpilih secara demokratis, Mohamed Morsi, digulingkan dalam kudeta militer pada Juli 2013.
[mel]
BERITA TERKAIT: