China diketahui menjadi salah satu negara yang terlibat dalam Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA), yakni kesepakatan tahun 2015 di mana Teheran setuju untuk mengekang kerja nuklirnya dengan imbalan pencabutan sebagian besar sanksi Barat. Namun JCPOA terganggu setelah Donald Trump menduduki kursi nomor satu di Amerika Serikat dan mengubah arah kebijakannya.
Kendati demikian, Wang Yi menekankan kepada Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad bahwa kesepakatan itu sejalan dengan kepentingan bersama masyarakat internasional.
"Kami telah secara terbuka mengindikasikan bahwa kami menentang praktik yang salah dari sanksi sepihak dan yurisdiksi lengan panjang dalam hubungan internasional," kata Wang Yi seperti dikutip
Reuters.
Beijing sendiri diketahui telah membina hubungan komersial dekat dengan Teheran, terutama di sektor energi.
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri China menekankan bahwa hubungan China dengan Iran pun bersifat terbuka.
Awal tahun ini, Trump memutuskan menarik Amerika Serikat keluar dari JCPOA, mengabaikan permintaan dari kekuatan dunia lain yang telah mensponsori bersama kesepakatan itu, termasuk sekutu utama utama Washington, Inggris, Perancis dan Jerman, serta Rusia dan China.
[mel]
BERITA TERKAIT: