Penemuan Lumpur Di Pulau Kecil Ini Diprediksi Ubah Masa Depan Jepang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 17 April 2018, 11:58 WIB
Penemuan Lumpur Di Pulau Kecil Ini Diprediksi Ubah Masa Depan Jepang
Pulau Minamitori/Net
rmol news logo Sebuah pulau kecil di Samudera Pasifik diperkirakan dapat mengubah masa depan ekonomi Jepang. Itu adalah Pulau Minamitori, sebuah pulau kecil berukuran 1.200 kilometer yang terletak di lepas pantai Jepang.

Para peneliti yang terlibat menilai pulau tersebut memiliki potensi luar biasa untuk mengubah permainan ekonomi Jepang. Pasalnya, pulau itu memiliki sejumlah besar lumpur yang diperkirakan mencapai 16 juta ton.

Bukan hanya itu, peneliti menyebut bahwa itu adlaah lumpur "tak berhingga" yang sangat besar dari mineral bumi langka yang berharga.

Mineral langka bumi mengandung unsur tanah yang langka terletak di lumpur tersebut yang biasa digunakan dalam perangkat berteknologi tinggi seperti smartphone, sistem rudal, perangkat radar, dan kendaraan hibrida.

Misalnya, yttrium, salah satu logam yang termasuk dalam penemuan baru-baru ini, dapat digunakan untuk membuat lensa kamera, superkonduktor dan layar ponsel.

Menurut sebuah makalah baru yang diterbitkan oleh tim peneliti Jepang, sepetak besar lumpur laut dalam yang kaya mineral ini terletak di dekat Pulau Minamitori.

16 juta ton bahan lumpur itu diperkirakan bisa mengandung yttrium berusia 780 tahun, europium 620 tahun, terbium 420 tahun, dan dysprosium 730 tahun. Dengan kata lain, pulau itu memiliki potensi untuk memasok bahan-bahan ini secara semi-tak terbatas kepada dunia.

Menurut US Geological Survey, sementara mineral relatif melimpah, kandungan yang ditemukan di pulau di Jepang itu  memiliki kecenderungan yang jauh lebih sedikit untuk terkonsentrasi dalam deposit bijih yang dapat dieksploitasi. Hal itu membuat penemuan skala ini bahkan lebih penting.

"Sebagian besar pasokan dunia (unsur tanah jarang) berasal dari hanya segelintir sumber," kata laporan USGS.

China saat ini memegang cengkeraman erat pada mineral tanah langka, mengendalikan sekitar 95% produksi global langka bumi pada 2015. Karena itu, Jepang dan negara-negara lain bergantung pada China untuk menetapkan harga dan ketersediaan.

Namun, Jepang memiliki kontrol ekonomi penuh atas pasokan baru, dan penelitian mengatakan semua indikasi adalah sumber daya baru yang dapat dimanfaatkan dalam waktu dekat.

Meskipun Pulau Minamitori lebih dari seribu mil jauhnya dari ibukota Jepang, Pulau ini masih secara teknis merupakan bagian dari Tokyo, di desa Ogasawara, dan jatuh dalam batas ekonomi Jepang. Demikian seperti dimuat CNN. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA