Hal itu diungkapkan MBS dalam wawancara yang diterbitkan awal pekan ini di majalah Amerika Serikat, The Atlantic.
"Saya yakin orang Palestina dan Israel memiliki hak untuk memiliki tanah mereka sendiri. Tetapi kita harus memiliki perjanjian damai untuk menjamin stabilitas bagi semua orang dan memiliki hubungan normal," kata MBS ketika ditanya soal apakah dia yakin orang-orang Yahudi memiliki hak untuk negara-bangsa di setidaknya bagian dari tanah air leluhur mereka.
"Kami memiliki keprihatinan agama tentang nasib masjid suci di Yerusalem dan tentang hak-hak rakyat Palestina. Ini yang kami miliki. Kami tidak memiliki keberatan terhadap orang lain, " sambungnya.
Pernyataan ini seolah menjadi tanda publik lainnya soal hubungan antara Riyadh dan Tel Aviv yang tampak semakin dekat.
Arab Saudi sendiri diketahui tidak mengakui Israel sebagai sebuah negara. Situasi itu telah dipertahankan selama bertahun-tahun bahwa normalisasi hubungan bergantung pada penarikan Israel dari tanah Arab yang ditangkap dalam perang Timur Tengah 1967, wilayah Palestina mencari negara masa depan.
"Ada banyak kepentingan yang kami bagi dengan Israel dan jika ada perdamaian, akan ada banyak kepentingan antara Israel dan negara-negara Dewan Kerjasama Teluk," tambah MBS seperti dimuat
Reuters.
[mel]
BERITA TERKAIT: