Menurut keterangan otoritas ruang angkasa China, sebagian besar dari pesawat terbakar saat masuk kembali ke atmosfer pagi ini. Namun tidak disebutkan di mana sisa pesawat mendarat.
Sebelumnya, mereka mengatakan pesawat itu diprediksi masuk kembali ke atmosfer di lepas pantai Brasil di Atlantik Selatan dekat kota Sao Paulo dan Rio de Janeiro.
Skuadron Kontrol Luar Angkasa 18 Angkatan Udara Amerika Serikat, yang melacak dan mendeteksi semua objek buatan di orbit Bumi, mengatakan bahwa pesawat itu juga melacak Tiangong-1 saat masuk kembali ke Pasifik Selatan.
Dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah mengkonfirmasi masuk kembali dalam koordinasi dengan rekan-rekan di Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan dan Inggris.
Astrofisikawan di Australian National University, Brad Tucker mengatakan bahwa sisa-sisa Tiangong-1 tampaknya telah mendarat sekitar 100 km barat laut Tahiti.
"Bit kecil pasti akan sampai ke permukaan," katanya kepada
Reuters.
Dia menambahkan bahwa sekitar 90 persen bagian pesawat akan terbakar di atmosfer dan hanya 10 persen berhasil mencapai tanah. Namun 10 persen dari pesawat tersebut masih memiliki bobot sekitar 700 hingga 800 kg.
"Kemungkinan besar puing-puing berada di lautan, dan bahkan jika orang-orang tersandung, itu hanya akan terlihat seperti sampah di lautan dan tersebar di area seluas ribuan kilometer persegi," tambahnya.
[mel]
BERITA TERKAIT: