Dubes Verobyeva: Rusia Masih Selidiki Tragedi Kamerovo

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 29 Maret 2018, 19:55 WIB
Dubes Verobyeva: Rusia Masih Selidiki Tragedi Kamerovo
Dutabesar Federasi Rusia, Lyudmila Verobyeva (kanan) ketika menerima kunjungan pendiri Universitas Bung Karno (UBK) Rachmawati Soekarnoputri di Wisma Dutabesar Rusia di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis siang (29/3). RMOL
rmol news logo Pemerintah masih menyelidiki kebakaran sebuah pusat perbelanjaan di Kamerovo, Siberia yang terjadi hari Minggu lalu (25/3). Sejauh ini tidak terlihat tanda-tanda ke arah aksi terorisme. Dugaan paling kuat kebakaran itu terjadi akibat kelalaian.

Demikian disampaikan Dutabesar Federasi Rusia, Lyudmila Verobyeva ketika menerima kunjungan pendiri Universitas Bung Karno (UBK) Rachmawati Soekarnoputri di Wisma Dutabesar Rusia di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis siang (29/3).

Didampingi Wakil Rektor UBK, Teguh Santosa dan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan UBK, Eko Surjosantjojo, dalam kunjungan itu Rachma menyampaikan rasa duka cita dan ikut berbelasungkawa.

Sebanyak 64 orang tewas dalam kebakaran di mal Winter Cherry tersebut, 41 di antaranya adalah anak-anak yang sedang bermain di lantai atas.

"Itu hari Minggu, sehingga mal lebih penuh, dan anak-anak dititipkan sementara orang tua berbelanja. Saya tidak dapat membayangkan penderitaan anak-anak malang itu," ujar Dubes Verobyeva yang baru sebelas hari bertugas di Jakarta.

Dia mengatakan, Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan penyelidikan kasus ini hingga tuntas. Siapapun yang berperan dalam kejadian ini harus dijatuhkan hukuman.

Selain itu, aspek keselamatan dan mitigasi bencana semua mal di Rusia sedang diperiksa ulang.

"Dari penyelidikan sementara, banyak korban tewas akibat menghirup asap. Korban kesulitan melarikan diri," sambungnya.

Pemerintah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di seluruh negeri sebagai tanda dukacita.

Hal lain yang disampaikan Dubes Verobyeva adalah keprihatinannya atas upaya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang menggunakan tragedi ini untuk kepentingan politik.

"Ada pranker dari negara lain yang mendatangi rumah sakit-rumah sakit di kota itu dan mengatakan di media sosial bahwa korban tewas hingga ratusan. Kabar bohong ini memicu kemarahan," katanya lagi. [sam]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA