Hal itu dipastikan oleh Dewan Pemilihan Nasional (CNE) Venezuela pekan ini.
CNE mengatakan bahwa pemilu tersebut akan digelar di paruh kedua bulan Mei. Namun belum ada tanggal resmi yang dirilis.
Langkah tersebut dilakukan setelah sebuah kesepakatan dicapai antara pemerintah dan sejumlah kecil partai oposisi.
Dalam pemilu tersebut, Presiden Nicolas Maduro kembali maju sebagai capres untuk masa jabatan kedua.
Kepala dewan pemilihan, Tibisay Lucena, juga mengumumkan bahwa pemerintah telah menyetujui jaminan pemilihan untuk pemilihan yang akan datang dengan sejumlah partai oposisi.
Secara tradisional, pemilihan presiden diadakan di Venezuela pada bulan Desember. Namun pada bulan Februari CNE mengumumkan bahwa mereka akan diajukan ke 22 April.
Keputusan tersebut secara luas ditafsirkan oleh kritik pemerintah sebagai upaya untuk menggerakkan koalisi oposisi yang sangat terpecah dan melemparkannya ke dalam kekacauan.
Hal ini terjadi di tengah krisis ekonomi dan politik yang memburuk yang menyebabkan banyak orang Venezuela kekurangan gizi dan menyebabkan ratusan ribu orang untuk melarikan diri dari negara tersebut.
Langkah ini juga memicu kritik internasional, dengan Argentina, Brasil, Cile, Kolombia, Meksiko dan Perumenolak pemilihan awal dan beberapa negara memperingatkan bahwa mereka tidak akan mengakui hasilnya.
[mel]
BERITA TERKAIT: