Biayai Aksinya, Taliban Palakin Media Ghazni

Jumat, 23 Februari 2018, 09:10 WIB
Biayai Aksinya, Taliban Palakin Media Ghazni
Foto/Net
rmol news logo Diduga untuk menambah pundi-pundi dalam membiayai aksinya, gerilyawan Taliban mengenakan pajak dengan cara mengancam sejumlah kantor-kantor berita di Provinsi Ghazni, Afghanistan.

Pihak Taliban menuntut agar media mengungkapkan pendapatannya sehingga kel­ompok itu bisa mengenakan pajak.

"Taliban menghubungi kami dan menuntut 4.000 dolar, dengan mengatakan itu adalah pajak yang sekarang mereka kenakan pada media di seluruh negeri," kata Ahmad Farid Omari, managing editor stasiun TV setempat dilansir media online Amerika Serikat, VOA, Kamis (22/2).

"Kami sering melaporkan ancaman kepada pejabat Af­ghanistan, tapi tidak ada tin­dakan yang diambil. Setelah beberapa kali diperingatkan dan diancam, akhirnya kami membayar," tambah Omari.

Wartawan Tanpa Batas, atau RSF, organisasi penga­was global yang mengawasi kebebasan media, juga me­laporkan gerilyawan Taliban mengancam akan melarang organisasi itu beroperasi jika menolak membayar uang tun­tutan tersebut.

Meski demikian pejabat Afghanistan, tidak membesar-besarkan isu ini dengan menga­takan, praktik itu tidak meluas. Pemerintah telah mengambil tindakan yang diperlukan un­tuk menjamin keamanan or­ganisasi media.

Dilansir Wikipedia, Ghazni adalah salah satu dari tiga puluh empat provinsi di Af­ghanistan. Ibukotanya adalah di Ghazni City. Provinsi ini terletak di antara jalan penting Kabul dan Kandahar, dan se­cara historis berfungsi sebagai pusat perdagangan yang pent­ing antara kedua kota besar tersebut.

Kelompok etnis utama di provinsi ini adalah Pashtun (51 persem), dan Persia berbicara Hazara dan Tajik (47 persen). Ada juga beberapa etnis lain seperti Burki, dan Uzbek. Ghazni terdiri dari 19 distrik. Nama kuno untuk Ghazni adalah 'Ghzank' dari Bahasa Persia dan Sansekerta yang berarti 'harta karun.' Kota Ghazni menjadi pusat agama Buddha sebelum abad ke-7. Pengembala dan pengembara Arab telah membawa agama dan suasana Islam di sana.

Selama Perang Pertama Anglo-Afghanistan pada abad ke-19, Ghazni hancur oleh Inggris-India pasukan. Kota ini sedang dibangun kembali dalam rangka untuk menghidupkan kembali era Ghaznavid dan Timurid se­bagai pusat peradaban Islam. Karena lokasinya yang strat­egis, para gerilyawan Taliban berusaha menduduki Ghazni tetapi pasukan yang dipimpin Pasukan Pakta Atlantik Utara (NATO) mendorong mereka pergi dalam beberapa tahun terakhir. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA