Reuters melaporkan pada hari Selasa (20/2) bahwa Rodrigo Duterte secara langsung memerintahkan tim keamanan presidennya untuk melarang wartawan media independen Rappler untuk meliput di istana.
Laporan tersebut kemudian dikonfirmasi oleh televisi negara PTV.
Duterte membuat keputusan setelah menonton dengar pendapat di Senat, di mana ajudannya yang paling tepercaya, Christopher Go, ditanyai atas perannya dalam sebuah kontrak militer yang dipertanyakan.
Juru bicara Duterte, Harry Roque mengatakan bahwa Duterte telah kehilangan kepercayaan di situs berita Rappler setempat dan melarangnya meliput acara resminya.
Keputusan Duterte itu adalah karena situs tersebut dinilai memiliki cukup banyak berita palsu. Dia menambahkan bahwa mereka bebas untuk beroperasi namun harus meliput pidato presiden dan kegiatan dari televisi langsung dan tidak bisa hadir di istana.
Pelarangan itu mengikuti keputusan bulan lalu oleh Securities Exchange Commission (SEC) yang mengatakan bahwa lisensi Rappler dicabut karena pelanggaran kepemilikan terhadap salah satu investor Amerika. Rappler menyebut hal itu menggelikan dan terus beroperasi sambil menunggu banding.
[mel]
BERITA TERKAIT: