Hal itu disampaikan Mattis pada hari Jumat (2/2). Dia mengatakan bahwa Washington prihatin tentang penggunaan sarin di Suriah namun tidak dapat mengkonfirmasi laporan dari LSM dan kelompok militan mengenai masalah tersebut.
"Kami bahkan lebih khawatir tentang kemungkinan penggunaan sarin. Saya tidak memiliki bukti, apa yang saya katakan adalah, bahwa kelompok lain di lapangan telah mengatakan bahwa sarin telah digunakan, jadi kami mencari bukti," sambungnya seperti dimuat
Press TV.
Sebagai informasi, sarin adalah toksin yang tidak berwarna dan tidak berasa yang dapat menyebabkan kegagalan pernafasan yang menyebabkan kematian.
Dengan menuduh pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil, Amerika Serikat meluncurkan sejumlah rudal jelajah Tomahawk di sebuah pangkalan udara Suriah pada April lalu setelah serangan gas sarin terhadap Khan Shaykhun di Provinsi Idlib setidaknya menewaskan 80 orang.
"Kami ada dalam catatan dan Anda semua telah melihat bagaimana kami bereaksi terhadap hal itu, jadi mereka akan disesatkan untuk kembali melanggar konvensi kimia (senjata api)," tambah Mattis.
Mattis membuat pernyataan tersebut setelah pejabat senior AS mengklaim bahwa Presiden Donald Trump akan melancarkan tindakan militer jika diperlukan melawan pemerintah Suriah yang mereka katakan mungkin akan mengembangkan jenis senjata kimia baru.
[mel]
BERITA TERKAIT: