Dalam kesempatan itu, dia berbicara dengan Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi.
"Assad jelas merupakan teroris yang telah melakukan terorisme negara," kata Erdogan.
"Tidak mungkin melanjutkan dengan Assad. Bagaimana kita bisa merangkul masa depan dengan seorang presiden Suriah yang telah membunuh hampir sejuta warganya?" sambungnya.
Erdogan juga mengatakan bahwa perdamaian tidak akan sampai ke Suriah saat Assad tetap menjadi presidennya dan bahwa rezim Suriah seharusnya tidak berperan dalam merancang masa depan politik negara tersebut.
Dimuat
Arab News, soerang peneliti politik Timur Tengah Mete Sohtaoglu yang bermarkas di Istanbul, berpendapat bahwa pernyataan Erdogan adalah sebuah pesan untuk Moskow dan Teheran, mendorong mereka untuk mengklarifikasi jadwal penghapusan Assad.
"Pertanyaan utamanya adalah: Apa yang dapat Turki capai dengan berbicara dengan Assad bahwa hal itu tidak dapat dicapai melalui berbicara dengan Iran dan Rusia?," jelasnya.
"Berbicara dengan Assad tidak akan menjadi solusi atas masalah Turki. Akan sebaliknya, menyebabkan Turki kehilangan semua kartu trufnya di Suriah," tambahnya.
[mel]
BERITA TERKAIT: