Dalam resolusi itu, DK PBB menuntut agar keputusan Amerika Serikat yang mengakui kota tersebut sebagai ibukota Israel untuk segera ditarik.
Semua anggota DK PBB lainnya menyetujui resolusi tersebut kecuali Amerika Serikat yang menggunakan hak veto-nya.
Utusan Washington untuk PBB, Nikki Haley menyebut bahwa hak veto dipergunakan untuk mempertahankan kedaulatan Amerika Serikat dan juga perannya di Timur Tengah.
Dia juga menyatakan bahwa keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel sepenuhnya konsisten dan sesuai dengan resolusi PBB sebelumnya.
Sementara itu, perwakilan dari Rusia di PBB Vladimir Safronkov di sisi lain mengatakan bahwa tindakan sepihak apa pun mengenai Yerusalem meningkatkan risiko konflik di wilayah tersebut dan membuat pembicaraan langsung serta proses perdamaian secara keseluruhan lebih sulit.
Dia juga menggarisbawahi fakta bahwa isu Yerusalem adalah isu paling sensitif dalam arsitektur perdamaian Israel-Palestina.
Sementara itu, menteri luar negeri Palestina mengumumkan bahwa Palestina akan menyerukan sebuah pertemuan darurat Majelis Umum PBB menyusul veto Amerika Serikat di DK PBB. Demikian seperti dimuat
Russia Today.
[mel]
BERITA TERKAIT: