Turki: AS Bawa Malapetaka Jika Akui Yerusalem Sebagai Ibukota Israel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 05 Desember 2017, 14:42 WIB
Turki: AS Bawa Malapetaka Jika Akui Yerusalem Sebagai Ibukota Israel
Ilsutrasi/Net
rmol news logo Bila Amerika Serikat memutuskan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, maka hal itu akan menjadi malapetaka besar yang justru akan menciptakan konflik baru.
 
Begitu peringatan yang dikeluarkan oleh Turki awal pekan ini. Peringatan itu dikeluarkan menyusul laporan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang mempersiapkan untuk secara formal mengakui kota tersebut sebagai ibu kota negara Yahudi tersebut.

"Jika status Yerusalem saat ini diubah dan langkah lain diambil, itu akan menjadi malapetaka besar," kata Wakil Perdana Menteri Turki, Bekir Bozdag seperti dimuat AFP awal pekan ini.

"Ini benar-benar akan menghancurkan proses perdamaian yang rapuh di wilayah ini, dan menyebabkan konflik baru, perselisihan baru dan kerusuhan baru," sambungnya.
 
Bozdag lebih lanjut menjelaskan bahwa status Yerusalem saat ini ditentukan oleh perjanjian internasional.

"Status Yerusalem dan Masjid Al-Aqsha harus ditentukan oleh perjanjian internasional. Ini penting untuk mengawetkan status untuk melindungi perdamaian di situs tersebut," tambahnya.

Mendengar kabar soal rencana pengakuan Yerusalem oleh Trump juga dikabarkan membuat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan panggilan telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk membahas masalah lebih mendalam. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA