Hal itu dikarenakan Beijing tengah menghadapi masalah kabut asap yang mengganggu.
Langkah serupa diterapkan di seluruh provinsi Henan.
Kembang api dan petasan merupakan sebagian dari sebagian tradisi China di perayaan Imlek dan dianggap sebagai bagian penting dari perayaan.
Keputusan pemerintah Beijing itu dirilis dari akun resmi microblogging Weibo pada Kamis malam (25/1).
Dalam pengumuman itu pemerintah memohon kepada warga, pejabat kota, perusahaan dan sekolah untuk menjaga lingkungan hijau.
Ini menunjukkan bahwa kembang api dan petasan tidak hanya menyebabkan pencemaran, tetapi juga dapat menyebabkan kebakaran dan kecelakaan.
"Mari kita antusias mengambil tindakan dengan tidak berangkat, atau berangkat lebih sedikit untuk menyalakan kembang api dan petasan, dan memungkinkan Beijing untuk memiliki langit biru, udara segar dan lingkungan yang lebih indah dan lebih aman dalam Festival Musim Semi (Imlek) ini," kata pengumuman tersebut.
Pemerintah Beijing sendiri telah menyetujui hanya 511 toko penjual kembang api tahun ini, dibandingkan dengan 719 tahun lalu.
Sebuah laporan awal pekan ini oleh surat kabar Beijing Wanbao mengatakan survei pemerintah kota baru-baru 1.000 warga Beijing menemukan bahwa lebih dari 80 persen warga Beijing tidak tertarik untuk menyalakan kembang api, dengan banyak mengatakan mereka tidak ingin mencemari lingkungan.
[mel]
BERITA TERKAIT: