Dikabarkan
Channel News Asia, Jumat (27/1), dengan merujuk pada keterangan pejabat senior keamanan Indonesia anonim, mantan pejabat Kemenkeu itu dengan istri dan tiga anaknya berusia antara 3 hingga 12 tahun tiba di Bali pada penerbangan Emirates dari Istanbul, Selasa (24/1), di mana mereka ditangkap oleh polisi.
"Pria itu memiliki posisi yang baik di Kementerian Keuangan. Ia dididik di beberapa sekolah top Indonesia dan memperoleh gelar master di kebijakan publik dari Flinders University di Adelaide, Australia," kata sumber anonim itu.
"Dia adalah seseorang yang memiliki kehidupan yang baik di Indonesia, pekerjaan yang baik, ekonomi yang stabil," sambungnya.
Kabarnya, ia menjual rumahnya untuk mengumpulkan uang untuk membayar perjalanan mereka ke Suriah karena dia ingin hidup di bawah khalifah.
Keluarga tersebut meninggalkan Indonesia pada 15 Agustus 2016, terbang pertama ke Thailand untuk menghindari kecurigaan dari pihak berwenang, sebelum terbang ke Istanbul tiga hari kemudian.
Di Istanbul, mereka bertemu dengan seorang pria Indonesia dengan inisial I yang membawa mereka ke rumah yang aman. Mereka pindah beberapa kali di Istanbul.
"Mereka ditangkap oleh militer Turki dalam serangan pada 16 Januari dan dibawa ke kantor polisi di mana mereka ditahan selama seminggu sebelum mereka dikirim kembali ke Indonesia," kata pejabat itu.
Ada sekitar 700 sampai 1.000 orang Indonesia di Suriah, menurut pejabat kontra-terorisme Indonesia.
[rus]
BERITA TERKAIT: