Menurut data Southern Poverty Law Center (SPLC), tercatat setidaknya ada 400 kasus tersebut sejak 8 November, atau hari pemilihan.
"Mereka sudah di mana-mana, di sekolah, di tempat-tempat usaha seperti Walmart, di jalan," kata Presiden SPLC Richard Cohen.
Ia menjelaskan bahwa sebagian orang menggunakan retorika Trump yang mendorong xenfobia dan Islamofobia selama masa kampanye untuk melakukan kejahatan kebencian.
Dalam pernyataan video yang dirilis Jumat (18/11), Jaksa Agung AS Loretta Lynch mengatakan bahwa memang ada peningkatan kjahatan kebencian terhadap orang Yahudi, Afrika Amerika, dan individu LGBT.
Secara keseluruhan, melaporkan kejahatan kebencian melonjak 6%, namun jumlah tersebut bisa lebih tinggi karena banyak insiden tidak dilaporkan.
"Angka-angka ini harus dianggap sangat serius untuk semua orang Amerika," kata Lynch.
"Kami membutuhkan Anda untuk terus melaporkan insiden ini ke penegak hukum setempat, serta Departemen Kehakiman, sehingga peneliti kami dapat mengambil tindakan untuk membela hak-hak Anda," tegasnya.
Salah satu kasus di mana seorang wanita mengaku pernah diserang orang tak dikenal. Ia bukan Muslim, namun mengenakan bandana untuk melindungi kepalanya dari panas matahari karena ia memiliki penyakit lupus.
Kasus lain menunjukan vandalisme pada sebuah mobil milik seorang wanita transgender di Denver yang dicoret dengan simbol swastika dan kata-kata seperti "Trump" dan "mati".
Ada juga kasus vandalisme pada sebuah dinding di Wellsville yang bertuliskan "Make America White Again" bersebelahan dengan simbol swastika.
Kejahatan kebencian juga menimpa Muslim Amerika Serikat. Kepolisian Michigan menangani laporan seorang wanita Muslim yang diancam pria tak dikenal yang menyebut bahwa ia akan membakar wanita tersebut bila tidak melepas jilbabnya.
Council on American-Islamic Relations di Michigan mengatakan serangan atau intimidasi terhadap Muslim di Michigan memang mengalami peningkatan beberapa hari terakhir.
"Para pemimpin bangsa kita terutama Presiden terpilih Donald Trump, perlu berbicara tegas terhadap gelombang insiden anti-Muslim yang menyapu negara pasca pemilu," kata Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Relations di Michigan Dawud Walid.
Di New York University Tandon School of Engineering, siswa menemukan nama Trump tertulis di pintu ruang sholat bagi umat Islam pada pekan ini.
"Kampus kami tidak kebal terhadap kefanatikan yang melanda Amerika," kata Himpunan Mahasiswa NYU Muslim dalam sebuah posting Facebook.
Juru bicara sekolah Kathleen Hamilton mengatakan sekolah memiliki banyak siswa imigran, dengan sekitar 20 persen dari luar negeri.
Itulah sebagian kasus kejahatan kebencian yang terjadi di Amerika Serikat pasca kemenangan Trump.
Trump sendiri semasa kampanye diketahui kerap menjadi sorotan karena komentar kontroversialnya. Di antaranya adalah seruannya untuk melarang imigran muslim masuk Amerika Serikat dan pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko untuk menghalau imigran latina.
Trump sendiri pekan lalu pernah mengeluarkan komentar soal kekhawatirannya atas insiden-insiden tersebut.
"Jika ini membantu, saya akan mengatakan ini, saya akan mengatakan ini di hadapan kamera: Hentikan ini!" tegas Trump dalam wawancara dengan CBS.
[mel]
BERITA TERKAIT: