Dalam laporan Newsweek disebutkan bahwa perusahaan Trump diam-diam telah menjalankan bisnis di Kuba. Hal itu telah melanggar aturan karena Amerika Serikat menerapkan embargo terhadap negara tersebut.
Perusahaan ini diduga menghabiskan setidaknya 68 ribu dolar AS di Kuba pada tahun 1998 lalu.
Juru bicara Trump Kellyanne Conway mengatakan uang itu tidak dibayar, dan bahwa ia menentang penawaran dengan Kuba. Trump sendiri juga berulang kali mengatakan bahwa ia telah menolak tawaran untuk berinvestasi di Kuba.
Namun laporan Newsweek berkata lain dan menyebut bahwa perusahaan Trump telah menyalurkan dana tunai melalui sebuah perusahaan konsultan AS untuk membuatnya tampak mengikuti aturan hukum.
Sebagi pesaingnya, Clinton mengkritisi laporan tersebut.
"Kita memiliki hukum di negara kita, dan upaya yang Trump buat untuk masuk ke pasar Kuba, menempatkan kepentingan bisnis menunjukkan bahwa ia menempatkan kepentingan pribadi dan bisnis di atas kebijakan-kebijakan Amerika Serikat," kata Clinton.
[mel]
BERITA TERKAIT: