Menurut Plh Eropa Tengah dan Timur Kemenlu RI, Ibnu Hadi, pihaknya mengoptimalkan para diplomat yang sudah ada sebagai tenaga penerjemah. Hal itu dilakukan mengingat tingginya tingkat rahasia diplomasi internasional.
"Pesan yang disampaikan itu, sensistif dan bersifat rahasia. Di periode 2014 ini jasa penerjemah dari independen atau freelance sudah tidak kami gunakan," ujar Ibnu di Jatinangor-Sumedang, Rabu (10/12).
Dengan demikian, diharapkan tak lagi ada kesalahpahaman dalam menanggapi rencana strategis yang dijalin Indonesia dengan negara lain atau komunitas internasional.
"Untuk berapa jumlah yang diperlukan sekarang ini, masih dalam proses. Masalahnya kan setiap ada pambahasan dalam suatu pertemuan, itu kan strategis. Kita tidak mau salah mengartikan, maka dari itu kita menggunakan diplomat kementerian saja alias dari internal sendiri," pungkasnya seperti dikabarkan
RMOL Jabar.
Hal itu sekaligus memaksimalkan kinerja diplmat sebagai jembatan komunikasi yang strategis untuk memahami kepentingan politik dan kebijakan.
[mel]
BERITA TERKAIT: