Sang ayah, yang tinggal di kamp pengungsi Jalazoun mengatakan, anaknya terkena tembakan beberapa saat setelah meninggalkan toko kelontong yang hanya berjarak 300 meter dari tempat tinggalnya.
"Saya akan meminta tubuh anak saya diotopsi, untuk membuktikan bahwa Ia dibunuh oleh tembakan tentara Israel dan aku akan menuntut mereka," katanya.
Dua anak laki-laki teman bermainnya mengatakan, bahwa mereka sedang bersama Wajih Al-Ramahy ketika insiden penembakan terjadi.
"Tentara Israel muncul, lalu menembaki Wajih dan membunuhnya," ujar kedua bocah itu, seperti dilansir dari
Reuters (Minggu, 8/12).
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menyalahkan Israel dan menyebut inisden tersebut sebagai pembunuhan berdarah dingin, sehingga hal ini akan merusak proses perdamaian antara kedua negara yang telah lama dilanda peperangan itu.
[rus]
BERITA TERKAIT: