Di Bangladesh, ribuan buruh garmen juga melakukan unjuk rasa menuntut hal serupa di tengah ketegangan akibat meningkatnya nilai ekspor negara tersebut. Unjuk rasa terjadi di beberapa titik seperti di Gazipur dan di Zona Industri Savar.
Untuk menghalau aksi tersebut, polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata. Bentrokkan pun tak terelakkan.
Sebagaimana dilansir
ABC News (Senin, 23/9), kepala kepolisian untuk wilayah Gazipur, Abdul Baten, mengatakan akibat bentrokan ini sejumlah orang mengalami luka dan lebih dari 100 pabrik ditutup.
Para buruh ini menuntut upah minimum bulanan mereka ditingkatkan dari 3.000 takas ($ 38 Dolar AS) menjadi 8.114 takas (sekitar 100 Dolar AS). Namun, para pengusaha garmen enggan meningkatkan upah melampaui 3.600 takas (45 Dolar AS).
[wid]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: