Keputusan penutupan ini disampaikan langsung oleh Kementerian Telekomunikasi India dengan dalih untuk menghentikan kerugian besar akibat pengoperasian layanan. Hal ini karena layanan telegram India telah merugi 250 juta dolar AS dalam kurun tujuh tahun terakhir.
Kerugian disebabkan oleh banyaknya layanan yang memiliki teknologi lebih maju, seperti e-mail, sms, dan lain-lain, yang lebih murah dan mudah, dibandingkan dengan ongkos mengirim lewat telegram dengan harga minimal 29 Rupe India atau setara Rp 4.950, karena dikirimnya secara manual melalui sepeda oleh para pekerja.
Efeknya, jumlah pengirim telegram di Ibukota New Delhi membludak di hari terakhir penggunaan layanan yang telah beroperasi selama 163 tahun di India itu.
"Saya belum pernah melihat ledakan pengunjung sebanyak ini sebelumnya. Bahkan ada orang yang mengirimkan 20 telegram dalam satu kesempatan," kata petugas pengirim telegram, Ranjana Das, seperti dikutip
AFP (Minggu, 14/7).
Penutupan layanan telegram juga berdampak kepada para pegawai yang bekerja sebagai operator telegram kehilangan pekerjaan.
[ian]
BERITA TERKAIT: