Anggota Komisi I, Muhammad Najib, menginformasikan bahwa saat ini adalah persiapan akhir masuk ke Gaza. Komisi I menyadari gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang sudah dilakukan masih bersifat sementara. Karena itu, rombongan akan tetap berhati-hati sesuai saran KBRI di Kairo.
"Sebelum masuk Gaza, rombongan akan diterima oleh Parlemen Mesir, Liga Arab dan Presiden Moursi yang masih menunggu konfirmasi," katanya lewat pesan elektronik, Sabtu (24/11).
Di samping untuk mengetahui posisi politik Mesir terhadap Palestina setelah kejatuhan Mubarak dan mengetahui langsung posisi Liga Arab setelah "Arab Spring", juga untuk mendengar langsung kesepakatan damai, khususnya yang tidak tertulis.
Bagi Indonesia, lanjutnya, yang harus terjadi bukan hanya gencatan senjata tapi perdamaian yang permanen. Untuk itu, rombongan Komisi I akan melanjutkan perjalanan ke Ramalah untuk bertemu Presiden Palestina Mahmud Abbas. Rombongan akan didampingi Dubes Palestina di Jakarta, Faris Mehdaw.
Dalam pertemuan dengan Abbas, Komisi I akan menyampaikan dua hal. Pertama, dukungan Indonesia atas upaya Palestina menjadi anggota penuh PBB yang diajukan kembali setalah tahun lalu gagal. Pernyataan dukungan langsung ini penting karena Presiden Abbas ditekan dan diancam banyak pihak untuk membatalkan niatnya itu.
Kedua, menyampaikan harapan terkait persatuan Hamas dan Fatah sehingga Palestina menjadi lebih kuat berhadapan dengan Israel baik di dalam diplomasi maupun medan perang.
"Kami mengucapkan terimakasih kepada kepada sejumlah lembaga amal dan ormas yang akan mengiringi masuk Gaza untuk menyerahkan sejumlah bantuan rakyat Indonesia secara langsung. Kami juga mohon doa semoga perjalanan ini berjalan lancar sampai tujuan dan semua rombongan kembali dengan selamat," pungkasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: