RMOL. Pada hari Jumat (21/1) Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia (yang baru) untuk Republik Serbia, Semuel Samson, menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Republik Serbia, Boris Tadic.
“Penyerahan surat kepercayaan sebagai ketentuan dalam Konvensi Wina yang mengatur tentang hubungan diplomatik antar Negara, sedianya dijadwalkan awal Desember 2010, satu bulan sejak kedatangan Duta Besar RI di Beograd. Namun karena kepadatan jadwal kegiatan pemerintahan Serbia menghadapi agenda tutup tahun, dan keharusan Presiden Tadic untuk menjalani operasi akibat cedera pada kakinya, menyebabkan jadwal penyerahan surat kepercayaan tertunda ke bulan Januari 2011,†demikian tutur Ance Maylany, Sekretaris III Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Beograd dalam siaran pers kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (24/1).
Penyerahan surat kepercayaan, lanjut Ance Maylany, berlangsung hikmat di Istana Kepresidenan. Presiden Serbia tampil bersahaja dengan kaki yang masih cedera, dibalut gips dan ditopang alat bantu untuk berdiri. Suatu teladan kepemimpinan tentang tanggung jawab dan kewajiban menunaikan tugas dalam kondisi apapun.
Duta Besar RI didampingi pejabat KBRI Beograd, sementara Presiden Serbia didampingi Direktur Jenderal Kerjasama Bilateral Kemlu Serbia - Zdravko Ponos, Penasihat Kebijakan Luar Negeri Presiden sekaligus sebagai Kepala Tim Kebijakan Luar Negeri - Jovan Ratkovic, dan Kepala Kabinet Militer (Chief of the Army Cabinet of the Minister), Dragan Radulovic.
Duta Besar RI untuk Republik Serbia, mendapat kesempatan pertama menyerahkan surat kepercayaan, diikuti oleh Duta Besar Hongaria, Inggris, Irlandia dan Uni Emirat Arab. Percakapan antara Duta Besar RI dan Presiden Serbia berlangsung selama 30 menit, lebih lama 20 menit dari alokasi waktu yang dijatahkan. Hal ini memberikan pertanda tentang penghormatan dan kualitas hubungan baik yang telah terjalin sejak dahulu kala antara Indonesia dengan Serbia/Yugoslavia.
Setelah penyerahan surat kepercayaan, Duta Besar RI bertemu secara bilateral dengan Presiden Serbia, membahas berbagai hal yang perlu dicapai ke depan antar kedua negara. Yang menarik dari pertemuan Duta Besar RI dengan Presiden Serbia adalah bahwa pertemuan “dipandu†dengan buku yang dipersiapkan Tim KBRI Beograd untuk dibagikan kepada Presiden Boris Tadic dan para pendampingnya. Buku tersebut menjelaskan posisi strategis kedua Negara, kualitas hubungan antar kedua negara selama ini dalam berbagai bidang dan sektor serta agenda-agenda terukur yang hendak dicapai ke masa depan.
Presiden Tadic sangat terkesan dan memberikan apresiasi atas kupasan materi dalam buku tersebut, sehingga percakapan penyerahan surat kepercayaan yang biasanya sangat formal dan umum, menjadi bersifat fokus dan terukur layaknya suatu “pertemuan bisnisâ€. Molornya waktu pertemuan antara Duta Besar RI dengan Presiden Tadic, menyebabkan Duta Besar Hungaria harus menunggu beberapa saat di dalam mobil yang mengantarkannya ke Istana Presiden Serbia karena Duta Besar RI belum meninggalkan lokasi Istana.
Tidak banyak orang di Indonesia yang tahu dimana itu Serbia, atau bagaimana keadaan di Serbia. Umumnya publik Indonesia lebih mengira Serbia adalah Siberia di Rusia. Serbia adalah salah satu negara pecahan Yugoslavia di kawasan Balkan atau Eropa selatan-tengah, bersama-sama dengan negara Slovenia, Kroasia, Bosnia, Montenegro, dan Macedonia, yang dulu bersatu dalam wadah negara besar dan berpengaruh di kawasan Eropa dan dunia yaitu negara Federal Yugoslavia.
Salah satu hasil penting dari pertemuan tersebut adalah keinginan Presiden Serbia Boris Tadic untuk bisa berkunjung ke Jakarta menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, maupun sebaliknya menerima kunjungan Presiden Yudhoyono ke Beograd, Serbia. Tahun 2011 ini, bersamaan dengan Keketuaan Indonesia di ASEAN, akan diperingati 50 tahun usia Gerakan Non Blok (GNB), yang dijadwalkan akan dilaksanakan di Indonesia pada bulan Mei dan di Serbia pada bulan September 2011, untuk memperingati Sidang Non Blok pertama tahun 1961 di Beograd - Yugoslavia. Indonesia bersama Yugoslavia, Mesir dan India yang merupakan pemrakarsa utama berdirinya GNB.
KBRI di Beograd dibuka sejak tahun 1956, dimana tanah untuk pembangunan gedung KBRI dan Wisma Duta yang ditempati saat ini merupakan hasil dari persaudaraan dan persahabatan kedua kepala negara yaitu Presiden Sukarno dengan Presiden Josip Broz Tito, sehingga Indonesia menjadi satu-satunya negara yang diberikan keistimewaan membangun kantor kedutaan di area eksekutif di Beograd. [asa]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: