Menurut Presiden Aleksandar Vucic, kampanye tersebut telah berhasil dijalankan dengan sekitar 68.000 senjata api dan alat peledak sejauh ini telah diserahkan masyarakat kepada pihak berwenang.
"Kampanye penyerahan senjata secara sukarela adalah yang paling sukses dalam sejarah polisi Serbia," ujarnya, seperti dikutip
Novinvite, Senin (5/6).
Pemimpin Serbia itu juga secara aktif terus mengajak masyarakat untuk terus menyerahkan senjata yang mereka miliki hingga 8 Juni mendatang.
Kampanye penyerahan senjata api ini diumumkan sebagai respons terhadap tragedi penembakan yang terjadi awal bulan lalu di sebuah sekolah di Beograd, di mana seorang siswa berusia 13 tahun menewaskan delapan siswa, seorang penjaga keamanan, melukai enam anak lainnya, serta seorang guru dengan senjata api yang ia bawa ke sekolah.
Kejadian tersebut juga diikuti oleh serangan sehari kemudian, ketika seorang pria berusia 20 tahun menembak secara acak warga di dua desa di selatan Beograd, hingga menewaskan delapan orang dan melukai 14 lainnya, yang memicu kemarahan masyarakat Serbia.
Atas insiden tersebut, protes mingguan yang diorganisir oleh sebagian oposisi Serbia rutin digelar di negara itu, untuk menuntut pemerintahan Vucic bertanggung jawab atas kasus itu.
Namun, dalam menanggapi provokasi itu, Vucic menyerukan perlunya tindakan bersama dengan seluruh masyarakat di dalam negeri untuk mencegah terulangnya kembali insiden itu.
"Kita perlu menetapkan beberapa kerangka kerja di mana kita semua bergerak bersama dan (memutuskan) bagaimana dan dengan cara apa menenangkan situasi dan bersatu dalam isu-isu penting untuk memajukan negara kita," tuturnya.
BERITA TERKAIT: