Dikutip dari Reuters, harga Brent naik tipis 4 sen menjadi 63,79 Dolar AS per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) naik 7 sen ke 60,15 Dolar AS per barel. Keduanya menutup perdagangan hari Jumat di level tertinggi sejak 18 November.
Pasar kini memperhitungkan 84 persen peluang bahwa The Fed akan memotong suku bunga sebesar seperempat poin dalam pertemuan Selasa-Rabu mendatang. Keputusan ini diperkirakan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi AS dan permintaan energi.
Sementara itu faktor lain datang dari Eropa, di mana pembahasan mengenai perdamaian Ukraina masih berjalan lambat. Perselisihan soal jaminan keamanan untuk Kyiv dan status wilayah yang masih diduduki Rusia belum menemukan titik temu.
"Berbagai kemungkinan dari upaya terbaru Trump untuk mengakhiri perang bisa mengubah suplai minyak lebih dari 2 juta barel per hari," tulis analis ANZ.
Di sisi lain, AS juga sedang meningkatkan tekanan terhadap Venezuela yang adalah anggota OPEC, termasuk melakukan serangan terhadap kapal yang dituduh terlibat penyelundupan narkoba dan mengeluarkan ancaman aksi militer untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.
Dari Asia, kilang independen China mulai meningkatkan pembelian minyak Iran yang terkena sanksi. Mereka memanfaatkan kuota impor baru dengan menarik pasokan dari tangki penyimpanan darat, sehingga membantu mengurangi kelebihan suplai.
BERITA TERKAIT: